Soal dan Pembahasan Bahasa Indonesia 2013 SIMAK UI (Kode 311)
Bimbel WIN:
Belajar dari bentuk soal yang sudah pernah ditanyakan membuat
persiapan menghadapi ujian yang sebenarnya akan menjadi lebih terarah,
lebih fokus dan lebih efektif.
Bentuk soal yang akan diujikan dari tahun ke tahun pada umumnya
materinya sama. Pada pelajaran yang menitikberatkan pada hafalan soanya bisa
sangat mirip bahkan ada yang persis sama. Sedangkan pada soal hitungan,
rumus dan analisanya pada umunya sama.
Oleh karena itu, kami menyarankan bagiadik-adik calon mahasiswa
baru (camaba) tahun ini, kuasailah minimal 10 tahun terakhir soal ujian yang sudah
pernah keluar.
Pada kesempatan ini,
bimbel WIN berbagi soal asli Bahasa Indonesia SIMAK UI tahun 2013 kode 311 lengkap dengan pembahasannya yang mudah
untuk dimengerti. Di akhir pembahasan, kami juga mengajak adik-adik camaba
untuk tetap berlatih pada soal online yang sudah kami siapkan, Ayouk teruslah
berlatih...!!! Semoga tahun ini kalian semuanya yang belajar disini bisa lolos
di pilihan pertama kalian, Amiiin... 🙏🙏
Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian air susu ibu (ASI). ASI eksklusif menurunkan mortalitas bayi dan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan memperpanjang jarak kehamilan ibu. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui program
Perbaikan gizi masyarakat menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Namun, angka ini sulit dicapai, bahkan tren prevalensi ASI eksklusif dari tahun ke tahun terus menurun. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997—2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007.
Alasan kegagalan praktik ASI eksklusif bermacam-macam, antara lain budaya pemberian makanan pralaktal, keharusan pemberian tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, penghentian pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, dan ibu yang ingin mencoba susu formula. Studi kualitatif Fikawati Syafiq melaporkan
bahwa faktor kegagalan ASI eksklusif terjadi karena ibu kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dan karena ibu tidak difasilitasi melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
Bayi yang lahir normal dan diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan kulit ibu melekat pada kulit bayi selama setidaknya 1 jam dalam 50 menit akan berhasil menyusu, sedangkan bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya 50% tidak bisa menyusu sendiri. Berbagai studi juga melaporkan bahwa IMD terbukti meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif.
Soal No.1
- (A) inisiasi menyusui dini.
- (B) pemberian ASI pada bayi yang lahir nor mal.
- (C) manfaat program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
- (D) kesuksesan program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
- (E) kendala pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Pembahasan:
Bacaan tersebut membahas mengenai kendala program pemberian ASI eksklusif. Hal tersebut terlihat dari ide pokok setiap paragraf. Tips : pahami cara menemukan ide pokok paragraf.
Kunci Jawaban: E
- (A) Pencapaian target program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dari tahun ke tahun terus menurun.
- (B) Bayi yang lahir normal sebaiknya langsung dilekatkan dengan perut ibunya supaya dia dapat menyusu sendiri.
- (C) Faktor utama kegagalan program pemberian ASI eksklusif terletak pada kegiatan Inisiasi Menyusu Dini.
- (D) Target pencapaian program pemberian ASI eksklusif sebaiknya tidak terlalu tinggi.
- (E) Pemberian ASI pada bayi sangat bermanfaat bagi si ibu dan masyarakat pada umumnya.
Pembahasan :
Kesimpulan merupakan gagasan yang ingin disampaikan dalam wacana. Opsi C merupakan kesimpulan yang paling tepat karena berhubungan dengan pembahasan. (lihat nomor 21)
Kunci Jawaban: C
- (A) pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan setelah dilahirkan.
- (B) pemberian ASI secara dini selama 6 bulan setelah dilahirkan.
- (C) pemberian ASI pada bayi lahir normal secara eksklusif selama enam bulan.
- (D) usaha mendorong bayi menyusu sendiri secara dini.
- (E) usaha mendorong bayi menemukan ASI dan menyusu secara mandiri segera setelah dilahirkan.
- Pembahasan :
Maksud dari IMD terlihat pada bagian akhir paragraf kedua.
Kunci Jawaban: E
- (A) Hutan dianggap sebagai warisan yang perlu dilestarikan.
- (B) Pelestarian hutan dapat dilakukan melalui konsep hutan larangan.
- (C) Konsep hutan larangan merupakan bentuk kearifan lokal.
- (D) Konsep hutan larangan dilakukan secara tradisional oleh masyarakat.
- (E) Konsep hutan larangan merupakan pemikiran untuk menjaga habitat hutan.
Pembahasan :
Opsi C merupakan pernyataan yang paling sesuai dengan wacana dan juga merupakan simpulan paragraf.
Kunci Jawaban: C
- (A) Kebijakan yang bersumber dari pengetahuan masyarakat tertentu.
- (B) Cara pandang yang khas yang dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu.
- (C) Pengetahuan yang hanya dimiliki masyarakat tertentu dalam menghadapi masalah dalam lingkungannya.
- (D) Pemahaman yang hanya dimiliki oleh masyarakat tertentu yang tidak dimiliki masyarakat lain.
- (E) Sikap dan perilaku masyarakat tertentu dalam menghadapi masalah dalam lingkungannya.
Pembahasan :
Opsi E merupakan makna kearifan lokal yang paling sesuai dengan konteks wacana.
Kunci Jawaban: E
- (A) kaitan.
- (B) seyogianya.
- (C) ruko.
- (D) mesti.
- (E) tetapi.
Pembahasan :
Kata ”ruko” tidak terdapat dalam KBBI karena merupakan bahasa lisan. Kepanjangan dari ruko adalah rumah toko, biasanya digunakan untuk menyebut bangunan toko yang juga dipakai untuk tempat tinggal.
Kunci Jawaban: C
- (A) Pada mulanya, masyarakat belum mengenal tentang pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri.
- (B) Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan, dan pengangkutan menjadi sulit dilakukan.
- (C) Mula-mula uang kertas yang beredar yaitu merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk melakukan transaksi.
- (D) Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari- hari.
- (E) Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan.
Pembahasan :
Kalimat baku (standar) dipergunakan apabila kita berbahasa baku. Adapun ciri-ciri kalimat baku adalah sebagai berikut :
(a) menggunakan kata-kata baku
(b) menggunakan struktur baku (sesuai dengan kaidah morfologi dan sintaksis bahasa Indonesia)
(c) dalam ragam tulis, menggunakan ejaan baku (sesuai dengan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)
(d) dalam ragam lisan, menggunakan lafal baku (lafal yang tidak mencerminkan logat asing atau logat kedaerahan)
Opsi A : kesalahan penggunaan kata “tentang”. Setelah kata kerja transitif (memerlukan objek) tidak perlu menggunakan kata “tentang”.
Opsi B : bentuk kata ulang “kesulitan- kesulitan”. Cukup menggunakan kata sulit tanpa harus dijadikan kata ulang (reduplikasi)
Opsi C : keterangan mula-mula seharusnya dipisahkan dengan tanda baca koma. Selain itu, struktur kalimat pada opsi ini tidak tepat karena penggunaan kata “yaitu”
Opsi E : Konjungsi “sedangkan” digunakan pada kalimat majemuk setara sehingga tidak bisa digunakan di awal kalimat. Seharusnya, opsi D dan opsi E menjadi satu kalimat karena merupakan satu kesatuan dalam kalimat majemuk setara.
Tips : pelajari lebih dalam mengenai sintaksis.
Kunci Jawaban: D
- (A) menghilangkan kata menurut.
- (B) menghilangkan kata bahwa.
- (C) menggantikan masih tingginya dengan kata naiknya.
- (D) mengubah kata di pasaran menjadi di pasar.
- (E) menghilangkan tanda baca koma sebelum kata mengatakan.
Pembahasan:
Jika menggunakan kata “menurut”, tidak perlu menggunakan “mengatakan bahwa”
Kunci Jawaban: A
- (A) Akan tetapi, tidak sekadar mengubah bahasa tersebut, melainkan melibatkan/ berkonsultasi kepada policy makers atau pihak-pihak lain yang lebih memahami proses pembuatan kebijakan terkait isu- isu kebijakan yang akan diteliti.
- (B) Seharusnya stakeholders di Kemenristek memiliki data base para ahli yang telah melakukan riset-riset kebijakan iptek dan riset lain yang mendukung.
- (C) Stakeholders dapat melibatkan kelompok kepentingan, seperti konsultan kebijakan, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat terpelajar/cendekiawan Indonesia, dan kelompok lain yang concern terhadap perkembangan iptek di Indonesia.
- (D) Di Indonesia reliabilitas temuan riset kebijakan yang dilakukan oleh lembaga litbang, terutama yang dapat mendukung kebijakan iptek, sebaiknya dinilai sebelum diserahkan ke Kemenristek.
- (E) Peran Dewan Riset Nasional (DRN) sebagai institusi yang mampu menilai dan menyaring temuan-temuan riset kebijakan yang memiliki reliabilitas tinggi untuk dijadikan input dalam proses penyusunan kebijakan strategis pembangunan iptek dibutuhkan.
Pembahasan:
Setelah kata “seharusnya” seharusnya menggunakan tanda koma karena merupakan konjungsi di awal kalimat. Dengan demikian, fungsi subjek menjadi jelas.
Kunci Jawaban: B
- (A) tambahan lagi.
- (B) meskipun demikian.
- (C) dengan kata lain.
- (D) selain itu.
- (E) di pihak lain.
Pembahasan :
Konjungsi yang paling tepat adalah opsi B. Dengan konjungsi antarkalimat, dua kalimat tersebut menjadi berhubungan dan koheren. Tips : pelajari penggunaan kata hubung atau konjungsi.
Kunci Jawaban: B
- (A) menghilangkan kata bahwa.
- (B) menambahkan karena sebelum menyadari dan menambahkan oleh setelah diselenggarakan.
- (C) mengubah urutan pemeriksaan gratis diselenggarakan Pemerintah menjadi Pemerintah menyelenggarakan pemeriksaan gratis.
- (D) menghilangkan kata bahwa;menambahkan kata karena sebelum menyadari; menambahkan oleh setelah diselenggarakan.
- (E) mengganti siapa pun dengan anggota masyarakat dan peran dengan peranan.
Pembahasan:
Penambahan kata “karena” menjadikan kalimat efektif karena kalimat tersebut memiliki anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Bentuk pasif yang ditandai dengan imbuhan “di- -kan” harus diiringi dengan kata “oleh”
Kunci Jawaban: B
- (A) Banyak ruko-ruko bermunculan menyertai kemudahan perizinan.
- (B) Akibatnya, tidak ada keseragaman pemahaman antar pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan program.
- (C) Butir-butir dalam notula rapat perlu dikelompokkan berdasarkan topik bahasan.
- (D) Permasalahan-permasalahan demokratisasi di tingkat bawah belum diikuti dengan pengelolaan pemerintahan lokal yang lebih baik.
- (E) Tulisan ini mengulas pelbagai pandangan- pandangan teoretis mengenai prinsip kerja sama dalam komunikasi.
Pembahasan:
Opsi A : seharusnya “banyak ruko”
Opsi B : seharusnya “antarpihak”
Opsi D : seharusnya cukup “permasalahan” (bentuk ini sudah menyatakan jamak)
Opsi E : seharusnya “pelbagai pandangan" Tips : pelajari dengan cermat konsep reduplikasi berserta maknanya dalam pembahasan morfologi.
Kunci Jawaban: C
- (A) Untuk mengelola air memerlukan teknologi ramah lingkungan yang penerapannya akan meresapkan air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah.
- (B) Untuk mengelola air diperlukan teknologi ramah lingkungan yang meresapkan air ke dalam tanah.
- (C) Untuk mengelola air, kita perlu teknologi ramah lingkungan yang penerapannya akan meresapkan air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah.
- (D) Pengelolaan air memerlukan teknologi ramah lingkungan yang dalam penerapannya akan meresapkan air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah.
- (E) Diperlukan teknologi ramah lingkungan yang penerapannya meresapkan air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah untuk mengelola air.
Pembahasan:
Anak kalimat yang di awal harus dipisahkan dengan koma (untuk mengelola air). kata “kita” berfungsi sebagai subjek dalam kalimat.
Kunci Jawaban: C
- (A) Setiba di Kebonjahe yang sejuk dan tidak terlalu ramai, kami berjalan-jalan di sepanjang jalan utama Kota Kebonjahe.
- (B) Aku pun tidak membukakan pintu saat dia mengetuk pintu, karena aku yakin bahwa adikku atau ayahku akan membukakan pintu itu.
- (C) Kereta tak selalu berjalan stabil, ada kalanya kereta berjalan pelan, dan kadang-kadang juga, kereta berjalan cepat.
- (D) Kesabarannya hilang, sehingga dia langsung mematikan telepon genggamnya.
- (E) Peraturan di kantor lama, ternyata tidak berlaku di kantor baru.
Pembahasan:
Anak kalimat yang mendahului induk kalimat dipisahkan menggunakan tanda koma. Akan tetatapi, tanda koma tidak digunakan jika anak kalimat setelah induk kalimat. Pada opsi A, anak kalimat berfungsi sebagai keterangan waktu.
Opsi B : anak kalimat yang tidak mendahului induk kalimat atau setelah induk kalimat tidak menggunakan tanda koma. Seharusnya, tidak ada tanda koma sebelum kata “karena”.
Opsi C : kata “juga” seharusnya tidak diikuti tanda koma setelahnya karena menunjukkan hubungan setara penambahan.
Opsi D : setiap kata “sehingga” tidak didahului tanda koma karena merupakan anak kalimat.
Opsi E : kalimat pada opsi E seharusnya tidak memerlukan tanda koma.
Kunci Jawaban: A
- (A) "Apakah kalian dengar suara ’tok, tok, tok’ seperti orang mengetuk pintu?" tanya Ria kepadaku.
- (B) Di masa itu, ada istilah ’indehoy’, yaitu berpacaran di tempat-tempat yang jauh dari perhatian orang, misalnya di taman yang rimbun atau di gedung bioskop yang gelap.
- (C) ’Dia telah banyak berubah sekarang,’ kataku dalam hati ketika bertemu Kartika dalam reuni itu.
- (D) Karena ciri ?siknya yang menonjol, Lesmana diberi julukan ’si jangkung’ oleh teman-temannya.
- (E) Dalam tahap tersebut, pasien akan mengalami gejala ’angina’ atau "nyeri dada".
Pembahasan:
Tanda Petik Tunggal (‘ … ’)
a. Tanda petik tunggal mengapiot petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Contoh: Tanto bertanya, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang,’ dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasan sebuah kata atua ungkapan asing. Contoh: rate of inlation ‘laju inflasi’ division of labour ‘pembagian keja’
Kunci Jawaban: A
- (A) Salah satu fokus utamanya: pelestarian maleo; satwa endemik Sulawesi yang terancam punah.
- (B) Program pelestarian maleo ini meliputi: konservasi maleo, penanganan perambahan hutan, pemantapan kawasan suaka dan program pendukung lainnya.
- (C) Ketika saya berkeliling ke beberapa daerah penghasil tembakau dan bertanya kapan kira-kira warga setempat menanam tembakau, jawaban mereka relatif sama: sejak dulu kala.
- (D) Rerata area perkebunan tembakau dari 2005 sampai 2009, sebesar 97.43 persen dikuasai perkebunan rakyat.
- (E) Walaupun berbeda, merujuk kepada tahun-tahun tersebut, tidak mustahil jika tembakau sudah menjadi bagian penting dari masyarakat Indonesia sejak dulu; sejak ratusan tahun lalu.
Pembahasan:
Pada opsi C, kalimat tersebut didahului oleh anak kalimat sehingga menggunakan tanda baca koma untuk memisahkannya dengan induk kalimat. Penggunaan tanda baca titik dua (:) juga sudah tepat karena merupakan pemerian.
Opsi A: penggunaan tanda baca titik koma (;) tidak tepat.
Opsi B: tidak memerlukan tanda baca titik dua (:) karena bukan merupakan pemerian.
Opsi D: sebelum kata “sebelum” seharusnya tidak perlu tanda baca koma (,)
Opsi E : kesalahan penggunaan tanda baca titik koma (;)
Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh : Yang sedang kita butuhkan sekarang adalah barang-brang seperti: meja,kursi, bangku, lemari dan papan tulis
b. Tanda titik dua dipakai setelah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
Contoh : 1. Ketua : Abdul Manaf
Sekretaris : E. Sulistyaningsih
Bendahara : Hartono
2. Hari : Senin
Tanggal : 22 Januari 2000
Waktu : 9.30 pagi
Tempat : Jalan Melati 29 Surabaya
Acara : Rapat Tahunan
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh: Ayah : “Keluarkan mobil segera, Dul!”
Dullah : “Baik, Pak.”
Ayah : “Jangan lupa mencuci dan membersihkannya!”
d. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh : Kita sekarang memerlukan kursi, meja, lemari, bangku dan papan tulis.
e. Tanda titik dua dipakai antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh : Sarinah, II (1976), 38:5
Surah Al-Baqarah:28
Karangan M. Ramlan,
Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memilih bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh : Malam makin larut; kami belum juga tidur.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata sambung
Contoh : Ayah bekerja di Kantor PLN; ibu mengajar di SMP Negeri; adik berbelanja di toko buku; saya sendiri membersihkan rumput di halaman rumah.
Kunci Jawaban: C
Kalimat berikut ini mengandung kata berimbuhan ke-an yang bermakna sama, kecuali ...
- (A) Tanpa disadarinya, motornya kehabisan bensin sehingga dia terpaksa mendorongnya sampai pom bensin terdekat.
- (B) Setelah pemerintah pusat turun tangan, kelaparan di wilayah itu dapat diatasi.
- (C) Ketika banjir melanda Jakarta, banyak anak-anak korban banjir kedinginan karena terlambat dievakuasi.
- (D) Anak saya ketakutan melihat film horor yang ditayangkan di televisi.
- (E) Rumah-rumah di kompleks perumahan mewah juga kebanjiran pada musim hujan tahun ini.
Pembahasan:
Kata “kelaparan” pada opsi B memiliki arti perihal lapar. Lihat dan pahami konteksnya dalam satu kalimat utuh.
Konfiks ke–an berfungsi membentuk nomina, ajektiva, dan verba.
Sebagai pembentuk nomina, konfiks ke- -an menyatakan nomina abstrak, contoh: keadilan, kejujuran, kebaikan, kemajuan, keindahan.
Sebagai pembentuk adjektiva, konfiks ke- -an menyatakan makna sifat seperti contoh :
keibuan, kebapakan, kekanak-kanakan.
Sebagai pembentuk verba, konfiks ke- -an menyatakan verba pasif dengan makna sebagai berikut :
(1) terkena sesuatu secara tidak sengaja, contoh : kejatuhan, kepercikan, kehilangan.
(2) menderita atas tindakan yang tersebut pada bentuk dasarnya, contoh: kecopetan, kemalingan.
Kunci Jawaban: B
- (A) kupu-kupu.
- (B) lintang-pukang.
- (C) bolang-baling.
- (D) awan-gemawan.
- (E) pucat-pasi.
Pembahasan:
Kata ulang “pernak-pernik” memiliki kata dasar “pernik”. Sama halnya dengan “bolang-baling” yang berkata dasar “baling”.
Macam-macam Reduplikasi
Ada beberapa jenis kata ulang dalam bahasa Indonesia, yakni sebagai berikut :
(1) kata ulang penuh, yaitu kata ulang dibentuk dengan mengulang seluruh bentuk dasar. Berdasarkan bentuk dasar yang diulang itu, kata ulang penuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Dwipurna, yaitu kata ulang penuh yang bentuk dasarnya morfem bebas (kata dasar). Contoh : orang-orang, anak-anak, rumah-rumah,
b. Kata ulang penuh yang bentuk dasarnya kata berimbuhan, contoh : persoalanpersoalan, kunjungan-kunjungan, ujian-ujian.
(2) Dwipurwa, kata ulang yang terjadi karena pengulangan suku pertama bentuk dasarnya, contoh: leluhur, tetangga, lelaki, reranting.
(3) Dwipurna salinsuara, kata ulang berubah bunyi, contoh : sayur-mayur, mondarmandir, gerak-gerik, serba-serbi, lauk-pauk.
(4) Kata ulang berimbuhan, contoh : goreng-gorengan, tulis-menulis, kekanak-kanakan, meraba-raba, menggaruk-garuk
(5) Kata ulang semu. Bentuk ini sebenarnya bukan hasil dan proses reduplikasi, melainkan merupakan kata dasar, contoh : lab-laba, kupu-kupu, rama-rama, empekempek, ubur-ubur.
Kunci Jawaban: C
- (A) mata angin.
- (B) firasat.
- (C) bentuk.
- (D) tanda.
- (E) lambang.
Pembahasan:
Kata “ditengarai” memiliki makna tanda.
Kunci Jawaban: D
- (A) Dengan demikian, pengguna dapat memanfaatkan sistem digital dengan baik.
- (B) Akhirnya, proteksi terhadap kehidupan digital dapat tercipta.
- (C) Sistem operasi asli saat ini sudah tersedia dengan harga murah.
- (D) Dengan menggunakan sistem operasi yang asli, perangkat elektronik akan terhindar dari virus, seperti trojan dan worm.
- (E) Dengan demikian, kehidupan digital dapat berlangsung tanpa masalah.
Pembahasan :
Wacana tersebut mengemukakan proteksi terhadap ancaman digital. Dengan demikian, opsi E merupakan penutup yang tepat.
Kunci Jawaban: E